PENGARUH
BELAJAR KELOMPOK VS INDIVIDU DAN
MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Oleh:Suroto
Mahasiswa Program Studi Tehnologi Pembelajaran Program Pasca Sarjana
Universitas PGRI Adibuana Surabaya
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah Untuk
mengetahui perbedaan prestasi matematika antara strategi
belajar kelompok dengan belajar
individu.Disamping itu juga untuk mengetahui perbedaan
prestasi belajar matematika antara
memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah serta untuk
mengetahui interaksi antara penggunaan strategi
pembelajaran dengan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran
matematika.Rancangan penelitian ini menggunakan kuasi eksperimental
faktorial 2 x 2, dengan populasi para siswa kelas V SDN Sukorejo 1 dan SDN
Sukorejo 2. Data-data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan metode angket
dan metode tes.Temuan penelitian ini adalah: (1) Terdapat
perbedaan prestasi belajar siswa yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran belajar kelompok dan individu. (2) Terdapat perbedaan
prestasi belajar siswa
yang mempunyai motivasi belajar yang
tinggi dan motivasi belajar yang rendah dan (3) Terdapat
interaksi penggunaan model pembelajaran dengan cara belajar kelompok dan motivasi belajar terhadap
prestasi belajar siswa.
Kata Kunci: belajar kelompok, individu, motivasi , prestasi.
PENGARUH
BELAJAR KELOMPOK VS INDIVIDU DAN
MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Oleh:Suroto
Mahasiswa Program Studi Tehnologi Pembelajaran Program Pasca Sarjana
Universitas PGRI Adibuana Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine differences in mathematics
achievement between learning strategy group individu. In addition also learn to
know the difference between having a learning mathematics achievement
motivation high and low and to investigate the interaction between the use of
learning strategies with students' motivation on student achievement in mathematic.
The design subjects quasi-experimental study using 2 x 2 factorial, with a
population of fifth grade students of SDN Sukorejo 1 and SDN Sukorejo 2. The
data were collected by using questionnaires and methods test. Findings this
study were: (1) There are differences in student achievement are taught using a
model of group learning and individual learning. (2) There are differences in
student achievement that have a high motivation to learn and motivation are low
and (3) There is interaction learning model with the use of group learning and
motivation on student achievement.
Keywords: study groups, individuals, motivation,
achievement.
PENDAHULUAN
Rendahnya prestasi belajar menurut Arixs (2006) disebabkan
oleh 6 hal,
yaitu: (1) sistem pembelajaran belum membuat siswa harus banyak membaca buku, mencari informasi atau
pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan; (2) banyak jenis hiburan, permainan
(game), dan tayangan TV yang mengalihkan perhatian anak-anak dan orang dewasa
dari buku; (3) banyaknya tempat hiburan untuk menghabiskan waktu seperti taman
rekreasi, tempat karaoke, klub malam, mall, super market; (4) budaya baca memang belum pernah diwariskan
nenek moyang kita. Kita terbiasa mendengar dan belajar berbagai dongeng, kisah,
adat-istiadat secara verbal dikemukakan orang tua, tokoh masyarakat, penguasa
pada zaman dulu; (5) orang tua siswa senantiasa disibukkan berbagai kegiatan
keagamaan, serta membantu mencari nafkah untuk keluarga, belum lagi harus
memberi makan hewan peliharaan seperti ayam, itik atau sapi, sehingga tiap hari waktu luang sangat
minim, bahkan hampir tidak ada waktu untuk membantu anak membaca buku atau
belajar; (6) sarana untuk
memperoleh bacaan seperti perpustakaan
atau taman bacaan, masih merupakan barang aneh dan langka.
Diperlukan motivasi yang tinggi untuk mencapai prestasi
belajar. Motivasi menuntun dalam mengambil keputusan untuk melakukan sebuah
tindakan, dan kemauan menopang kehendak untuk menyelami dan menekuni kegiatan
tersebut (belajar mandiri) sehingga tujuan dapat dicapai. Motivasi sangat
diperlukan tidak hanya untuk melakukan kegiatan belajar tersebut, tetapi juga
menjaga kestabilan minat untuk terus menerus mau memiliki kemandirian belajar baik secara individu maupun kelompok.
Berdasarkan paparan di atas ternyata antara pembelajaran, cara belajar dan
motivasi belajar berkorelasi positif terhadap kemandirian belajar. Artinya jika
motivasi belajar siswa rendah dan kebetulan cara belajar di sekolah tidak menerapkan sistem
pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif mencari informasi sendiri, maka akan
berakibat pada tingkat kemandirian belajar yang rendah pula.
Perkembangan penelitian yang berhubungan dengan
kemandirian belajar diperoleh hubungan yang erat antara input, lingkungan dan
proses pembelajaran dengan kemandirian belajar, jika dalam proses pembelajaran
memberikan peluang kepada pembelajar untuk membuat keputusan mengenai proses pembelajaran itu
sendiri.
Pembelajaran dengan cara kelompok adalah merupakan implementasi
dari perubahan paradigma pembelajaran saat ini. Prestasi akademik bukanlah
satu-satunya tujuan utama pembelajaran. Di dalam pembelajaran kelompok diterapkan model pembelajaran
yang dapat membuat siswa aktif selama proses pembelajaran. Dikemas dalam
suasana yang menyenangkan dan menghasilkan hasil belajar yang sesuai dengan
kondisi riil di masyarakat. Siswa diharapkan dapat menerapkan secara
kreatif ketika menjumpai suatu
permasalahan.
Dalam pembelajaran dengan cara kelompok sangatlah penting untuk
menumbuhkan sifat kemandirian siswa dalam belajarnya. Siswa dibiasakan untuk
memperoleh data dan informasi tanpa menggantungkan diri pada guru. Siswa dapat
memperolehnya dari sesama siswa, buku-buku dan sumber-sumber lainnya. Dalam belajar dengan cara kelompok kemandirian belajar siswa
sangat dibiasakan dan dilatihkan dengan sejumlah instrumen pembelajarannya.
Harapan ke depan adalah terciptanya out
put siswa yang meningkat untuk learn
how to learn atau terciptanya
generasi yang dapat belajar dengan mandiri sehingga dapat memecahkan masalah
hidupnya dengan kreatif. (http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/24/belajar-kelompok.html)
Kenyataan di lapangan masih banyak guru yang masih
menggunakan model pembelajaran lama, seperti pembelajaran konvensional dengan cara belajar individu yang cenderung berpusat
pada guru, siswa lebih banyak bersikap pasif, mereka
lebih banyak menerima informasi dari guru dalam bentuk ceramah, dan tanya
jawab, kemudian melakukan peningkatan pemahaman melalui pemberian tugas yang
diberikan oleh guru. Pada model konvensional ini kemandirian siswa dalam proses pembelajaran sangatlah sedikit.
Semua rancangan pembelajaran sudah dipersiapkan oleh guru, dan siswa tinggal
menerima dan mengikuti saja apa yang diperintahkan oleh guru, kondisi ini
sangatlah tidak menguntungkan karena menimbulkan rasa bosan, motivasi belajar
kurang, masa bodoh, dan rasa malas siswa dalam mengikuti pelajaran dan bahkan
merasa tertekan yang akibatnya pencapaian kompetensi kurang baik, guru belum
berani intensif menerapkan model pembelajaran lain seperti belajar kelompok yang
lebih mengedepankan kepentingan perkembangan pribadi siswa secara kelompok, dan kebebasan berpikir dan berkreasi serta
memberikan rasa senang dan nyaman mengikuti proses pembelajaran, yang
menjadikan kemandirian siswa semakin meningkat.
Adanya kelebihan strategi belajar
kelompok dan individu serta motivasi belajar serta
pengaruhnya terhadap prestasi belajar matematika,peneliti tergelitik untuk melakukan penelitian dengan rumusan
masalah sebagai berikut.
- Adakah pengaruh
prestasi belajar siswa mata pelajaran matematika antara kelompok siswa yang menggunakan strategi
pembelajaran belajar kelompok
dengan belajar individu?
- Adakah perbedaan prestasi belajar siswa mata
pelajaran matematika antara
kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan
motivasi belajar rendah?
- Adakah interaksi antara
penggunaan strategi pembelajaran dengan motivasi belajar siswa terhadap
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika?
Penelitian ini
bertujuan untuk membuktikan: (1)
Signifikansi pengaruh prestasi belajar siswa mata pelajaran matematika antara
kelompok siswa yang menggunakan strategi pembelajaran belajar kelompok dengan belajar individu; (2)
Signifikansi perbedaan prestasi belajar
siswa mata pelajaran matematika antara
kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan motivasi
belajar rendah; (3)Signifikansi interaksi antara penggunaan strategi
pembelajaran dengan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran matematika.
Hasil penelitian terhadap sampel ini digunakan untuk
melakukan gambaran secara umum terhadap populasi yang ada. Sehubungan dengan
tingkat prestasi dan fasilitas Sekolah Dasar di Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri
yang sangat heterogen, maka dalam penelitian ini diambil 2 Sekolah Dasar sebagai
sampel yaitu: SDN Sukorejo 1 dan SDN
Sukorejo 2.
Tabel 3.1 Populasi dan Sampel
Sekolah
|
Populasi
|
Sampel
|
Teknik
|
SD Negeri Kecamatan Ngasem
|
17 SDN Kecamatan Ngasem
|
-
40 siswa kelas eksperimen
(kelas V SDN Sukorejo 1)
-
40 siswa kelas kontrol
(kelas V SDN Sukorejo 2)
|
Cluster Random Sampling
|
Berkaitan
dengan jenis penelitian dan variabel, maka rancangan penelitian yang digunakan
adalah rancangan analisis faktorial 2 X 2 dengan teknik analisis variansi
(ANAVA) dua jalan. Dalam penelitian ini grup yang diterapkan strategi
pembelajaran dengan cara belajar kelompok dan grup yang diterapkan strategi
pembelajaran dengan cara individu dihubungkan dengan tinggi rendahnya motivasi
belajar siswa terhadap kemandirian belajar siswa.
Gambar rancangan ini diuraikan
sebagai berikut:
|
( A1.B1 )
|
( A2.B1 )
|
|
( A1.B2 )
|
( A2.B2 )
|
Gambar 1: Rancangan Analisis Penelitian
Keterangan
A
= Strategi Pembelajaran
A1
= Strategi Pembelajaran Belajar Kelompok
A2
= Strategi Pembelajaran Individu
B
= Motivasi Belajar Siswa
B1
= Motivasi Belajar Tinggi
B2
= Motivasi Belajar Rendah
A1.B1 = Prestasi
Kelompok yang memilki Motivasi Belajar Tinggi diberi perlakuan dengan Strategi Pembelajaran dengan cara
kelompok
A1.B2 = Prestasi Kelompok yang memiliki Motivasi
Belajar Rendah diberi perlakuan dengan Strategi Pembelajaran belajar
kelompok
A2.B1 = Prestasi
Kelompok yang memiliki Motivasi Belajar Tinggi diberi perlakuan dengan strategi Pembelajaran dengan cara
individu
A2.B2 = Prestasi Kelompok yang memiliki Motivasi
Belajar Rendah diberi perlakuan dengan Strategi Pembelajaran dengan cara individu
Sedang pada
penelitian ini teknik pengumpulan data meliputi:
Metode Tes digunakan untuk
mendapatkan data tentang prestasi belajar dengan cara belajar kelompok dan strategi pembelajaran dengan cara belajar individu. Metode angket yang yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket tertutup.Validitas merupakan alat uji untuk mengetahui
ketepatan dari suatu alat ukur (Quisioner).Hasil dari uji validitas lokasi 1
yang menggunakan korelasi product moment akan dibandingkan dengan rtabel
N = 40 pada
tabel dengan a = 0,05 diperoleh nilai sebesar 0.334, Hasi uji instrumen
selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.
Berdasarkan hasil uji
validitas lokasi 1 dapat dijelaskan bahwa semua nilai signifikan untuk
masing-masing item penelitian dibawah atau kurang dari 0.05 sehingga dapat
dijelaskan bahwa instrumen adalah valid. Selanjutnya hasil pengujian instrumen
pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada tingkat signifikan 5% sejumlah instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh nilai koefisien korelasi lebih
besar dari nilai r-tabel Product Moment sebesar
0.334; N = 40. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrumen dalam penelitian
ini adalah valid atau dapat mengukur variabel yang diteliti.Sedangkan untuk
lokasi 2 penelitian instrumen yang disebarkan memiliki nilai signifikan untuk
masing-masing item penelitian dibawah atau kurang dari 0.05 sehingga dapat
dijelaskan bahwa instrumen adalah valid (selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran).
Selanjutnya hasil pengujian instrumen pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada
tingkat signifikan 5% sejumlah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh nilai koefisien korelasi lebih besar dari nilai r-tabel Product Moment sebesar 0.334; N = 40.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrumen dalam penelitian ini adalah
valid atau dapat mengukur variabel yang diteliti.Reliabilitas instrumen
menunjuk pada keajegan instrumen dalam mengukur apa yang hendak diukur. Untuk
mengukur keandalan angket penelitian, digunakan rumus Alpha Cronbach dengan
kriteria sebagai berikut:
a.
Apabila nilai reabilitas α >
0,6 maka pertanyaan-pertanyaan tersebut dikatakan reliabel.
b.
Apabila nilai reliabilitas α
< 0,6 maka pertanyaan tersebut tidak reliabel.
Pada prinsipnya apabila suatu daftar
pertanyaan dikatakan valid. Maka pertanyaan-pertanyaan tersebut juga reliabel.
Sedang untuk menguji tingkat reliabilitas instrumen motivasi belajar siswa
dihitung menggunakan rumus Alpha, yang ditulis oleh Suharsimi Arikunto
(2002:171) sebagai berikut:
Keterangan :
=
reabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan
=
Jumlah varians butir
=
Varians total
Angka hasil perhitungan reliabilitas tersebut
selanjutnya dikonsultasikandengan tabel
r (rtabel).
Interpretasi reliabilitas tes menurut Arif Furchan (1982:301) jika koefisien
reliabilitas itu jauh di bawah nilai 1,00 maka alat ukur itu mempunyai
reliabilitas rendah, sebaliknya jika koefisien reliabilitas itu mendekati angka
1,00 maka instrumen itu mempunyai reliabilitas tinggi.
3) Analisis Butir Soal
Analisis empiris dilakukan melalui
hasil uji coba (empiris), kemudian dianalisis secara statistik. Analisis
terfadap butir soal dilakukan mengarah kepada dua jenis analisis yaitu:
a. Analisis tingkat kesukaran (TK).
b. Analisis daya pembeda (DP).
Analisis tingkat kesukaran
(TK) dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
TK: tingkat kesukaran
Bu
: betul dari kelompok unggul
B
a : betul dari kelompok asor
Nu
: jumlah subyek kelompok unggul (27% x N total).
N
a : jumlah subyek kelompok asor (27% x N total).
Sebuah butir soal mempunyai tingkat kesukaran yang baik
jika :
0,3 TK0,7.
Kriteria harga TK
sebagai berikut:
0,00 TK < 0,30 = sukar
0,30 TK < 0,70 = sedang
0,70 TK 1,00 =
mudah
Untuk analisis daya beda (DP)
terhadap butir soal bentuk objektif, yang mendasarkan skor kelompok unggul dan
kelompok asor dengan menerapkan uji- t dengan rumus sebagai berikut:
(Sudjana, 2004:241)
Keterangan:
= rerata data awal kelompok
sampel pertama
= rerata data awal kelompok
sample kedua
S12
= kuadrat standar deviasi data awal
kelompok sampel pertama
S22
= kuadrat standar deviasi data awal
kelompok sampel kedua
N1 = Jumlah subyek data awal kelompok sampel
pertama
N2 = Jumlah subyek data awal kelompok sampel kedua
Kriteria
butir soal disebut mempunyai daya pembeda baik
jika t 0.3. Dalam penelitian ini jika indeks daya pembeda untuk butir ke-i kurang dari 0.3 maka butir tersebut
harus dibuang.
Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
teknik analisis data. Menurut Suharsimi Arikunto, secara garis besar pekerjaan
analisis data meliputi tiga langkah yaitu: persiapan, tabulasi, dan penerapan
data sesuai dengan perolehan penelitian (Suharsimi Arikunto, 1996:238).
Pada penelitian ini teknik analisis data melalui dua
tahap yaitu: uji persyaratan dan uji hipotesis.
a.
Analisis Uji Persyaratan
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistika ANAVA 2 jalur program
SPSS for Windows versi 16.0. Teknik anava digunakan
dalam analisis data ini karena dapat dipakai untuk menguji perbedaan dua rerata
atau lebih. Sebelum melakukan pengujian terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas dan uji homogenitas.
1)
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diperoleh
dari hasil penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau
tidak. Untuk pengujian ini digunakan uji analisis Chi-kuadrat dengan rumus
sebagai berikut:
Keterangan :
χ²
= Chi-kuadrat
fh = frekuensi harapan
f0 = Frekuensi observasi ( Sudjana,
2004: 273)
Kriteria pengujian pada taraf signifikan 5% artinya data dikatakan
normal bila harga χ² yang diperoleh dari hasil penelitian lebih kecil dari harga χ² pada tabel. Sebaliknya jika harga χ² lebih besar harga χ² maka data dikatakan
tidak normal.
Tabel 4.2
Hasil Uji normalitas
Nilai K-S untuk data lokasi 1 penelitian
didapatkan nilai 0.949 dengan probabilitas signifikansi 0.329 dan nilainya di atas a = 0.05 hal ini berarti hipotesis nol diterima atau data hasil
pretes untuk kelas pembelajaran dengan cara Belajar Kelompok terdistribusi secara normal. Sedangkan
untuk kelas yang menggunakan pembelajaran Belajar Individu didapatkan nilai K-S 1.352 dengan probabilitas
signifikansi 0.052 dan nilainya di atas a = 0.05
hal ini berarti hipotesis nol diterima atau data hasil pretes untuk kelas
Belajar Individu terdistribusi secara normal.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan
bahwa kedua kelas pembelajaran memiliki data yang berdistribusi normal.
2)
Uji homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah populasi
mempunyai varians yang sama. Dalam penelitian ini uji homogenitas
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
= varian terbesar
σ² = varian terkecil (Sudjana, 2004: 250)
Kriteria pengujian digunakan pada taraf signifikan 5 %, jika F hitung < F tabel maka sample berasal dari populasi yang
homogen.
Tabel 4.3
Hasil Uji Homogenitas
Dengan pengambilan keputusan:
-
jika probabilitas < 0.05
tidak homogen
-
jika probabilitas > 0.05
homogen
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
bahwa nilai probabilitas dari data di atas adalah 0.786, artinya
probabilitas > 0.05, hal ini memberikan pengertian bahwa data adalah
homogen.
b.
Uji
keseimbangan atau kesetaraan
Uji keseimbangan digunakan untuk
mengetahui apakah grup eksperimen I dan grup eksperimen II dalam keadaan
seimbang atau tidak sebelum perlakuan dikenakan kepada masing-masing grup
eksperimen. Oleh karena itu, dilakukan uji sebagai berikut:
1.
Hipotesis
H0: (kedua kelompok berasal dari populasi berkemampuan awal sama)
H1: (kedua kelompok tidak berasal dari populasi yang
berkemampuan awal sama)
2.
Taraf signifikansi: = 0,05
3.
Statistik penguji:
t = ~ t () dengan:
(Budiyono, 2009: 151)
Keterangan:
t =
harga statistik yang di uji t
=
rata-rata nilai ulangan harian mata
pelajaran matematika
pada kelompok eksperimen I
= rata-rata nilai ulangan harian mata
pelajaran matematika
pada kelompok eksperimen II
= variansi kelompok eksperimen I
=
variansi kelompok eksperimen II
n1 = jumlah siswa kelompok eksperimen I
n2 = jumlah siswa kelompok eksperimen II
4.
Daerah kritik (DK)
H0 ditolak jika DK = {t t > atau t < }
5.
Keputusan uji
H0 ditolak jika t DK
Hasil
Penelitian
Hasil penenitian ini dipaparkan
dalam dua sajian.Sajian pertama disebut deskripsi hasil penelitian,dan sajiam
kedua uji hipotesis.
1.Deskripsi
Hasil Penelitian
Uji signifikansi dalam
penelitian ini menggunakan uji Anava 2 Jalur, dengan hasil sebagai berikut.
Untuk hasil deskriptif dari
dua kelas adalah sebagai berikut.
Tabel 4.4
Deskriptif Hasil Prestasi Matematika
siswa Kelas V
Descriptive Statistics
Dependent Variable:
Prestasi Belajar Matematika
Faktor
A (Cara Belajar)
|
Faktor
B (Motivasi Belajar)
|
Mean
|
Std. Deviation
|
N
|
Belajar
kelompok
|
Motivasi
Tinggi
|
87,0000
|
4,56269
|
23
|
Motivasi
Rendah |
77,4118
|
5,23282
|
17
|
|
Total |
82,9250
|
6,78379
|
40
|
|
Belajar Individu
|
Motivasi Tinggi
|
81,0526
|
5,25435
|
19
|
Motivasi
Rendah |
77,4286
|
4,23759
|
21
|
|
Total |
79,1500
|
5,03093
|
40
|
|
Total
|
Motivasi Tinggi
|
84,3095
|
5,68047
|
42
|
Motivasi
Rendah |
77,4211
|
4,64194
|
38
|
|
Total |
81,0375
|
6,23068
|
80
|
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan
bahwa kedua model pembelajaran ini sama-sama dapat meningkatkan motivasi belajar, dimana
pada masing-masing model pembelajaran secara total terdapat perimbangan tingkat
motivasi yang
dimiliki oleh masing-masing pembelajaran.
Berdasakan tabel di atas dapat dijelaskan
bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar dari model pembelajaran dengan cara Belajar
Kelompok dan rata-rata hasil belajar dari Belajar Individu yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi rendah pada kedua
model pembelajaran yang telah diterapkan. Pada penelitian ini dapat dijelaskan
bahwa ditemukan terdapat 42 siswa yang memiliki motivasi tinggi terhadap model pembelajaran yang diterapkan memiliki nilai
rata-rata hasil belajar 84.31 dan 38 siswa yang memiliki motivasi rendah hanya memiliki nilai rata-rata sebesar 77.42.
Berdasarkan hasil perhitungan deskriptif ini
dapat dijelaskan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang
diajar dengan model pembelajaran dengan cara Belajar Kelompok dan model pembelajaran Belajar Individu pada
siswa yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi rendah walaupun untuk melihat perbedaan tersebut signifikan atau
tidak perlu dibuktikan dengan perhitungan statistik.
Perbedaan rata-rata hasil prestasi belajar
Matematika siswa Kelas V pada masing-masing kelas dengan cara Belajar
Kelompok dan Belajar Individu pada siswa dengan motivasi tinggi dan motivasi rendah, selanjutnya untuk menguji tingkat signifikansi dari hasil
rata-rata tersebut digunakan uji beda rata-rata perbedaaan signifikansi
terkecil (LSD), dengan hasil sebagai berikut.
Tabel
4.5
Uji
Beda rata-rata pembelajaran Belajar Kelompok dan Belajar
Individu
Berdasarkan tabel di atas
dapat diketahui bahwa perbedaan rata-rata antara pembelajaran dengan cara Belajar
Kelompok dan pembelajaran Belajar
Individu adalah 2.965 dengan nilai signifikan a < 0.05 sehingga dapat dijelaskan bahwa perbedaan antara keduanya
adalah nyata atau berarti. Dengan kata lain, perbedaan hasil belajar ini tidak
bisa diabaikan.
Selanjutnya pada Faktor kedua
yaitu motivasi belajar siswa didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel
4.6
Uji
Beda rata-rata siswa berdasarkan Motivasi
Berdasakan tabel diatas dapat dijelaskan
bahwa siswa dengan motivasi tinggi memiliki hasil belajar 84.026
sedangkan siswa dengan motivasi rendah memiliki hasil belajar adalah 77.420, adapun perbedaan
ini signifikan apabila ditinjau secara statistika atau LSD (Least Significant
Differences) sebagai berikut.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
bahwa perbedaan rata-rata antara motivasi tinggi dan motivasi rendah adalah 6.606 dengan nilai signifikan a <
0.05 sehingga dapat dijelaskan bahwa perbedaan antara keduanya adalah nyata
atau berarti. Dengan kata lain, perbedaan motivasi yang dimiliki siswa memberikan dampak
terhadap nilai rata-rata prestasi
belajar siswa.
Setelah dilakukan uji prasyarat, selanjutnya dilakukan uji Anava 2
jalur, untuk mengetahui interaksi dari metode pembelajaran dan motivasi yang
dimiliki oleh siswa.
Adapun hasil dari uji Anava dua jalur, sebagai berikut.
Tabel 4.7
Hasil Uji Anava 2 Jalur
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa:
1)
Rasio FA = 7.532 dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari α < 0,05 yaitu 0,008, dengan df1 = 1 dan df2 =
76 didapatkan nilai F tabel = 4.20 sehingga dapat dijelaskan bahwa F hitung
> F tabel, artinya ada pengaruh
prestasi belajar antara model pembelajaran dengan cara Belajar Kelompok dan
Belajar Individu yang diterapkan pada bidang studi Matematika siswa Kelas V di
SDN Sukorejo 1 dan SDN Sukorejo 2 Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri.
2)
Rasio FB = 37.381, dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari α < 0,05 yaitu 0,000, dengan df1 = 1 dan df2 =
76 didapatkan nilai F tabel = 4.20 sehingga dapat dijelaskan bahwa F hitung
> F tabel, artinya ada pengaruh prestasi belajar antara siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi dan
siswa yang memiliki motivasi rendah pada bidang studi Matematika siswa Kelas V
di SDN Sukorejo 1 dan SDN Sukorejo 2 Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri.
3)
Nilai signifikansi pada
interaksi antara faktor A (Metode Pembelajaran dengan cara Belajar Kelompok dan
Belajar Individu) dan faktor B (motivasi tinggi dan motivasi rendah) didapatkan
nilai F hitung sebesar 7.617 dengan tingkat signifikan 0.007, perbandingan
dengan F tabel dan taraf signifikan a <
0.05; (7.617 > 4.20), sehingga dapat dijelaskan bahwa faktor A (Metode
Pembelajaran dengan cara Belajar Kelompok dan Belajar Individu) dan faktor B
(motivasi tinggi dan motivasi rendah) memiliki pengaruh terhadap Prestasi
Belajar Matematika siswa Kelas V. Artinya ada interaksi antara model
pembelajaran Belajar Kelompok, Belajar Individu dan Motivasi belajar terhadap
prestasi belajar siswa Kelas V pada bidang studi Matematika di SDN Sukorejo 1
dan SDN Sukorejo 2 Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas selanjutnya dapat
dijelaskan bahwa hipotesis yang diajukan Ho ditolak atau H1 diterima. Artinya
ada perbedaan prestasi belajar dan interaksi yang signifikan antara hasil tes
siswa yang menggunakan metode pembelajaran dengan cara Belajar Kelompok dan
Belajar Individu dan yang memiliki Motivasi belajar tinggi dengan yang memiliki
Motivasi belajar rendah.
A. PEMBAHASAN
Berdasarkan laporan hasil penelitian,
penyajian data, serta analisa data tentang Pengaruh Penggunaan Strategi
Pembelajaran Dengan cara Belajar Kelompok Dan Belajar Individu Terhadap
Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas V SDN
Sukorejo 1 dan SDN Sukorejo 2 Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri selanjutnya dapat dianalisis dan
diinterpretasikan sebagai berikut.
Berdasarkan hasil perhitungan dan hasil test yang
dilakukan pada masing-masing kelas dapat dijelaskan bahwa hasil belajar
Matematika siswa Kelas V Di SDN Sukorejo 1 dan SDN Sukorejo 2 Kecamatan Ngasem
Kabupaten Kediri, pada awal pembelajaran
memiliki kemampuan yang sama, dimana rata-rata hasil belajarnya sama. Setelah
dilakukan perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran dengan cara Belajar
Kelompok terdapat perbedaan hasil signifikan, terjadi peningkatan hasil belajar
Matematika siswa Kelas V di Di SDN Sukorejo 1 dan SDN Sukorejo 2
Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri.
Hal tersebut memberikan
gambaran bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran dengan cara Belajar Kelompok
memberikan motivasi pada siswa untuk belajar dan meningkatkan hasil belajarnya.
Selanjutnya pada siswa yang masih menggunakan strategi Belajar Individu tidak memiliki rata-rata signifikan pada
hasil belajarnya, baik sebelum pembelajaran ataupun setelah pembelajaran. Hal
ini dapat dijelaskan bahwa sedikit materi yang dapat diserap dalam pembelajaran
dengan cara Belajar Individu, berbeda dengan pembelajaran dengan cara Belajar
Kelompok, dimana hampir semua materi dapat terserap oleh siswa, karena siswa terlibat langsung dalam permasalahan yang diberikan, pada saat
siswa belajar, mengerjakan tugas dan menginterpretasikannya, sehingga siswa
lebih menguasai materi. Perbedaan rata-rata antara kelas dengan pembelajaran
dengan cara Belajar Kelompok dan pembelajaran dengan cara Belajar Individu
memiliki perbedaan yang signifikan, hal ini ditunjukkan dengan nilai perbedaan
rata-rata berdasarkan pada perbedaan terkecil (LSD) dimana memiliki nilai
signifikansi perbedaan kedua pembelajaran di bawah 0.05.
Hasil perhitungan ini
menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima, dimana ada perbedaan prestasi belajar Matematika siswa Kelas V di Di SDN
Sukorejo 1 dan SDN Sukorejo 2 Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri antara yang
diajar menggunakan model pembelajaran dengan cara Belajar Kelompok dan yang
diajar menggunakan model pembelajaran Belajar Individu.
Selanjutnya motivasi yang
dimiliki siswa dalam proses belajar sangat mungkin berbeda, dimana siswa
memiliki motivasi belajar tinggi dan ada pula yang memiliki motivasi belajar rendah, perbedaan motivasi yang
dimiliki siswa ini memberikan pengaruh tersendiri terhadap prestasi belajar
Matematika siswa Kelas V. Hal ini juga ditunjukkan dengan uji beda rata-rata,
dimana hasil prestasi keduanya (siswa dengan motivasi tinggi dan siswa dengan
motivasi rendah) dengan metode pembelajaran berbeda, dengan cara Belajar
Kelompok dan Belajar Individu didapatkan hasil yang berbeda antara siswa yang
memiliki motivasi tinggi dan rendah baik itu pada metode pembelajaran dengan
cara Belajar Kelompok ataupun Belajar Individu yang ditunjukkan oleh
nilai uji beda rata-rata perbedaan terkecil (LSD) dengan nilai signifikansi
kurang dari 0.05. secara berturut-turut untuk pembelajaran dengan cara Belajar
Kelompok dan Belajar Individu adalah 2.965 dan 6.606.
Selain itu perhitungan dengan menggunakan analisis
variansi 2 jalur didapatkan nilai FA (F hitung untuk faktor model pembelajaran
dengan cara Belajar Kelompok dan model pembelajaran Belajar Individu)
didapatkan hasil lebih besar dari F tabel, artinya ada pengaruh prestasi
belajar antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran dengan cara
Belajar Kelompok dan Belajar Individu yang diterapkan pada siswa pada bidang
studi Matematika siswa Kelas V di SDN Sukorejo 1 dan SDN Sukorejo 2 Kecamatan
Ngasem Kabupaten Kediri.
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua dapat diterima,
artinya ada perbedaan hasil belajar Matematika siswa Kelas V siswa Di SDN
Sukorejo 1 dan SDN Sukorejo 2 Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri antara yang
yang memiliki motivasi belajar tinggi dan yang memiliki motivasi belajar
rendah. Di samping itu dengan menggunakan analisis variansi 2 jalur didapatkan
nilai FB (F hitung untuk tingkat motivasi siswa tinggi dan motivasi siswa
rendah) didapatkan hasil bahwa FB lebih besar Ftabel, sehingga memberikan arti
bahwa ada pengaruh hasil belajar antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang
memiliki motivasi belajar rendah pada bidang studi Matematika siswa Kelas V di
SDN Sukorejo 1 dan SDN Sukorejo 2 Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri.
Selanjutnya perhitungan dengan
menggunakan analisis variansi 2 jalur digunakan pula untuk mengetahui interaksi antara faktor A
(model pembelajaran dengan cara Belajar Kelompok dan model pembelajaran Belajar
Individu) dengan faktor B (siswa dengan motivasi tinggi dan siswa dengan
motivasi rendah)
Berdasarkan perhitungan
selanjutnya interaksi antara keduanya, pembelajaran dengan cara Belajar Kelompok dan pembelajaran Belajar
Individu dengan siswa yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi rendah dapat
dijelaskan bahwa dengan menggunakan analisis variansi 2 jalur memiliki
interaksi yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F hitung > F
tabel (7.617 > 4.20), dan tingkat singifikansinya kurang dari 0.05 (5%),
sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi interaksi antara metode pembelajaran
dengan motivasi yang dimiliki oleh siswa. Ini memberikan arti bahwa ada
interaksi antara model pembelajaran Belajar Kelompok, Belajar Individu dan
Motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi Matematika
siswa Kelas V di SDN Sukorejo 1 dan SDN Sukorejo 2 Kecamatan Ngasem Kabupaten
Kediri.
Selanjutnya dapat
dijelaskan bahwa siswa dengan motivasi tinggi dengan menggunakan metode
pembelajaran dengan cara Belajar Kelompok memiliki prestasi Matematika siswa
Kelas V yang tinggi dibandingkan dengan prestasi siswa yang memiliki Motivasi
rendah. Siswa dengan Motivasi tinggi dengan menggunakan metode pembelajaran
Belajar Individu memiliki prestasi yang tinggi dibandingkan dengan prestasi
siswa yang memiliki motivasi rendah. Selanjutnya dijelaskan bahwa dengan
penggunaan metode pembelajaran yang tepat (dalam hal ini metode pembelajaran
Belajar Kelompok) dan Motivasi belajar tinggi yang dimiliki oleh siswa akan
meningkatkan prestasi belajarnya, dalam hal ini pada bidang studi Matematika
siswa .
Kesimpulan
dan Saran
A.
Simpulan
Berdasarkan penyajian data dan pembahasan di atas dapat
disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut:terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran dengan cara Belajar Kelompok dan model pembelajaran Belajar Individu bidang studi Matematika Siswa .Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa model
pembelajaran dengan cara belajar kelompok sebesar 82.2 sedangkan cara belajar
individu adalah 79.2.Terdapat perbedaan
prestasi belajar siswa
yang mempunyai Motivasi belajar yang
tinggi dan siswa
yang mempunyai Motivasi belajar yang rendah pada siswa yang menerapkan model
pembelajaran cara berkelompok, dimana siswa dengan motivasi tinggi memiliki
nilai rata-rata sebesar 87 sedangkan siswa dengan motivasi rendah adalah 77.2.Terdapat interaksi
penggunaan model pembelajaran dengan cara Belajar Kelompok dan Motivasi belajar terhadap
prestasi belajar siswa bidang studi Matematika Siswa Kelas V SDN Sukorejo 1 dan SDN Sukorejo 2
Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri.
B. Saran
Hasil penelitian belajar kelompok dan Individu serta
motivasi belajar terhadap prestasi belajar masih perlu ditindaklanjuti untuk
mendapatkan pemantapan hasil ,walaupun dalam temuan peneliti terdahulu telah
terbukti kesahihannya,dan bagi dunia pendidikan untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan dapat dilakukan dengan
memaksimalkan kegiatan pembelajaran di sekolah. Dalam kegiatan pembelajaran
guru disarankan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menguasai materi,
memilih metode pembelajaran dan memahami seluruh karakter siswa yang ada di
kelas merupakan suatu keharusan. Dalam proses pembelajaran semua faktor
pendukung bergerak secara dinamis dalam suatu rangkaian yang terarah untuk
mencapai tujuan pembelajaran atau prestasi yang diinginkan.
DAFTAR RUJUKAN
Internet (karya individu):
Abdullah, Mardziah Hayati. 2001. Self-Directed Learning. ERIC Diges (Online), (http://www.ericdigest.org., diakses tanggal 10 April 2012).
Buku:
Abdullah,
Mardziah Hayati. 2004. Developing
Self-Directed Learnes. Potland, Oregon: Nortwest Regional Educational
Laboratory.
Internet (karya individu):
Ahmadi. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi
Belajar
(Online), (http://sobatbaru.blogspot.com/2008, diakses tanggal 14 April 2012).
Internet:
Arianto. 2008. Pengertian
Prestasi Belajar (Online), (http://sobatbaru.blog-spot.com/2008, diakses tanggal 14 April 2012).
Buku:
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Internet:
Arixs. 2006. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Belajar dan Prestasi Belajar (Online),http://www.cytokoh.com/mod.php?mod=publiser&op=printarticle&artid=1063, diakses tanggal 30 April 2012).
Buku:
Ary,
D. 1992. Pengantar Penelitian dalam
Pendidikan. (Edisi terjemahan oleh Arif Furchan). Surabaya: Usaha Nasional.
Buku:
Astuti, R., Solomon, G.E.A., & Carey, S. 2004. Constraints On Conceptual Development,
69 93, Serial No. 277.
Buku:
Budiyono. 2009. Statistika
untuk Penelitian. Edisi ke-2, Surakarta :
Sebelas Maret University Press.
Buku:
Cambourne, B. 2001. Conditions For Literacy Learning: Why do Some
Students Fail to Learn to Read? Ockham’s Razor and the Conditions of Learning. The Reading Teacher, 54(8), 784-786.
Artkel dalam Jurnal:
Cambourne, B. 2002. The Conditions of Learning: Is
Learning Natural? Reading Teacher,
55(8), 758-762.
Artkel dalam Jurnal:
Darling-Hammond, L. 2006. Powerful Teacher Education: Lessons From Exemplary Programs. San
Fransisco : Jossey-Bass.
Buku Terjemahan:
De
Porter, B. 2001. Quantum Teaching. (Edisi terjemahan oleh Ary Nilandari). Bandung : Kaifa.
Buku:
Depdiknas, 2003.
Belajar Aktif. Paket Pelatihan II pada Program Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Depdiknas.
Buku:
Depdiknas,
2006. Kerangka Dasar Kurikulum . Jakarta : Depdiknas
Buku:
Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :
PT. Asdi Mahasatya.
Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Buku:
Djiwandono,
Sri Esti Wuryani. 2002. Psikologi Pendidikan.
Jakarta :
Grasindo.
Artkel dalam Jurnal:
Donaghy, R. 2005. Studying
Self-Directed Learning: The Personal Stories of Four Scholars. International Journal of Self-Directed
Learning. Volume 2, Number 2. Florida : Atlantic University .
Buku:
Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi
Reseacrh. Yogyakarta : Andi Offset.
Buku:
Hasan, Iqbal. 2004. Pokok-pokok Materi Statistik 2
(Statistik Inferensial). Edisi kedua. Jakarta :
PT. Bumi Aksara.
Buku:
Iskandar.
2009. Psikologi Pendidikan Sebuah
Orientasi Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.
Buku:
Ismail. 2000. Kapita
Selekta Pembelajaran Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.
Buku:
Jalil, Aria dan Ratna Kesuma. 1997. Metode
Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.
Internet:
Joyce, Bruce. 1992. Teaching and Learning Models (Online), (http://hagar.up.za/catts /learner/patriciam, diakses tanggal 21 Pebruari 2012).
Internet:
Karli, 2004. Minat
Baca di Indonesia Sangat Rendah (Online), (http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0304/index/htm,diakses tanggal 23 April
2012).
Artkel :
Karnita. 2006. Kemandirin Belajar (Online), (http://pikiranrakyatcom /cetak/0304/23/0801.htm, diakses tanggal 23 Oktober 2011).
Internet:
Landsberger,
Joseph Frank. 2011.
Learning to Learn (Online),
(http://www.studygs.net/indon/metacog.htm, diakses tanggal 29 Maret 2012 pukul
21.00 WIB).
Internet:
Landsberger,
Joseph Frank. 2011. Working and Learning
Together (Online), (http://www.studygs.net/indon/cooplearn.htm, diakses
tanggal 29 Maret 2012 pukul 21.00 WIB).
Internet:
Landsberger,
Joseph Frank. 2011. Group Projects (Online),
(http://www.studygs.net/indon/groups.htm, diakses tanggal 29 Maret 2012 pukul
21.00 WIB).
Internet:
Lumsden, Linda S. 1994. Motivation to learn. Journal of Education Research and Improvement
Clearinghouse (ERIC) digest 92, U.S: University
of Oregon . (http://eric.uoregon.edu/publications/digest, 05 Mei 2010).
Artkel dalam Jurnal:
Muller,
F. H., & Louw, J. 2004. Learning Environment, Motivation, and Interest:
Prespectives on Self-Determination Theory. South
African Journal of Psychology of Education, XX(2), 155-170.
Buku:
Mulyasa. 2002. Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Bandung :
PT. Remaja Rosda Karya.
Buku:
Mulyasa.
2002. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep,
Strategi dan Implementasi. Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya.
Artkel dalam Jurnal:
Noddings, N. 2006. Critical
Lessons: What Our School Should Teach.
New York: Cambridge University Press.
Artkel dalam Jurnal:
Robertsj. 2007. Active
Learning (Online), (http://www.rational discovery.com,diakses tanggal 30 April 2012).
Buku:
Sanjaya,Wina. 2009. Strategi Pembelajaran
Berorentasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Buku:
Sardiman. 2009. Interaksi
Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Buku:
Soediono, dkk. 2003. Paket Pelatihan Awal Menciptakan Masyarakat Peduli Pendidikan Anak
Program Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta :
Depdiknas, Unesco, Unicef dan Nzaid
Buku:
Soekamto, Toeti & Udin
Saripudin Winataputra. 1997. Teori
Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Buku:
Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil
Belajar Mengajar. Bandung :
PT Remaja Rosda Karya.
Buku:
Sukandi,Ujang. 2003. Kurikulum
Berbasis Kompetensi dan Belajar Aktif. Jakarta Pusat Pengembangan Kurikulum
DEPDIKNAS.
Artikel:
Supriatna, Dadang & Mulyadi. 2009. Konsep Dasar Desain Pembelajaran. Bahan Ajar Untuk Diklat
E-Learning PPPPTK TK dan PLB. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa.
Buku:
Surachmad, Winarno. 1990. Pengantar
Interaksi belajar Mengajar. Bandung :
Transito.
Sutarno,
Nono dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Matematika
di SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Buku:
Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi
Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Buku:
Wahjudi.
2003. Pergeseran Paradigma Kualitas dalam
Pendidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan Alaska .
Buku Terjenahan:
Wenger, Win. 2000. Beyond Teaching
& Learning. (Edisi terjemahan
oleh Ria Siriat, Purwanto). Bandung :
Nuansa.
Internet:
Wennstrom, Jerry. 2005. Creative Process (Online), (http://www.handsofal
chemy.com, diakses 30 April 2012).
Artkel dalam Jurnal:
Willhite.
2006. Effective Learning and How to Get
Back to it (Online),
(http://www.paulhowthorn.com, diakses 30 April 2012).
Artkel dalam Jurnal:
Willis,
A.I. 2002. Dissin’ And Disremembering: Motivation And Culturally And
Linguistically Diverse Students’ Literacy Learning. Reading & Writing Quarterly, 18, 293-319.